Kamis, 25 Juni 2015

prinsip-prinsip akuntansi



PENDAHULUAN
Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Akuntansi digunakan sebagai alat hitung-menghitung dan sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan.Informasi akuntansi berhubungan dengan data akuntansi atas transaksi-tansaksi keuangan dari suatu unit usaha, baik usaha jasa, dagang maupun manufaktur. Supaya informasi akuntansi dapat dimanfaatkan oleh manajer atau pemilik usaha, maka informasi tersebut disusun dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan.Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang prinsip-prinsip akuntansi dasar yang terbagi menjadi : Kerangka konseptual Akuntansi, Asumsi-Asumsi, Prinsip-prinsip, Kendala dalam akuntansi serta Standar Akuntansi Internasional.

PEMBAHASAN
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI
Kerangka kerja konseptual merupakan suatu sysem yang koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Profesi akuntan telah menetapkan seperangkat standar yang diakui ini disebut Prinsip-prinsip yang berlaku umum. Dukungan tersebut biasanya datang dari dua badan pembuat standar : Financial Accounting Standards Board- FASB. FASB bertanggung jawab untuk mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi di Negara Amerika Serikat.
FASB mengembangkan sebuah kerangka konsep, kerangka ini berfungsi sebagai dasar untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi pelaporan.
Kerangka konseptual FASB mencakup empat bagian berikut :
  1. Tujuan-tujuan pelaporan keuangan
  2. Karakteristik-karakteristik kualitatif informasi akuntansi
  3. Elemen-elemen laporan keuangan
  4. Panduan-panduan pengoperasian (asumsi, prinsip, dan kendala)

TUJUAN-TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN
Tujuan-tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang :
  1. Berguna bagi mereka yang membuat keputusan investasi dan kredit
  2. Membantu dalam memperkirakan arus kas di masa depan
  3. Mengidentifikasi sumber daya ekonomis (asset), klaim atas sumber daya tersebut (kewajiban), serta perubahan pada sumber daya dan klaim tersebut.

KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI AKUNTANSI
  1. RELEVANSI, Informasi yang relevan memiliki nilai prediktif atau nilai umpan balik maupun keduanya. Nilai prediktif membantu pengguna meramalkan kejadian-kejadian di masa depan. Nilai umpan balik menguatkan atau memperbaiki ekspektasi sebelumnya. Informasi akuntansi memiliki relevansi jika dianggap tepat waktu. Informasi tersebut harus tersedia bagi pembuat keputusan sebelum ia kehilangan kemampuannya untuk memengaruhi keputusan.
  2. DAPAT DIANDALKAN, Informasi itu terbebas dari kesalahan dan bias. Informasi akuntansu harus dapat diverifikasi : harus dapat membuktikan bahwa informasi tersebut terbebas dari kesalahan dan bias. Informasi tersebut juga harus merupakan penyajian yang jujur atas apa yang seharusnya, informasi tersebut harus berdasarkan fakta. Dan informasi harus netral : Informasi tersebut tidak boleh dipilih, dibuat, atau disajikan sesuai keinginan sekelompok pengguna yang berkepentingan diatas lainnya.
  3. DAPAT DIBANDINGKAN, Informasi akuntansi tentang perusahaan paling berguna ketika dapat dibandingkan dengan informasi akuntansi tentang perusahaan lain. Perbandingan atau komparabilitas dihasilkan ketika perusahaan-perusahaan yang berbeda menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sama.
  4. KONSISTENSI, Sebuah perusahaan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Ketika informasi keuangan telah dilaporkan secara konsisten, laporan keuangan membolehkan analisis tren yang berarti dalam perusahaan.
Sebuah perusahaan dapat beralih ke metode akuntansi yang baru. Untuk melakukan hal tersebut, manajemen harus membenarkan bahwa metode yang barukan menghasilkan informasi keuangan yang lebih berarti. Pada tahun di mana perubahan terjadi, perubahan harus diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.
Karakteristik-karakteristik yang membuat informasi akuntansi berguna :
  1. Relevansi
    1. Menyediakan dasar untuk peramalan
    2. Menguatkan atau memperbaiki ekspektasi sebelumnya
    3. Tepat waktu
  2. Reabilitas
    1. Dapat diverifikasi
    2. Merupakan gambaran yang jujur
    3. Netral
  3. Komparabilitas, Perusahaan yang berbeda-beda menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sejenis
  4. Konsistensi, Perusahaan menggunakan metode-metode akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.

ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN
Elemen-elemen ini mencakup beberapa istilah seperti asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban.
Oleh karena elemen-elemen ini sangat penting, menjadi penting bahwa mereka harus atasi dengan tepat dan diterapkan universal.

PANDUAN-PANDUAN PENGOPERASIAN
ASUMSI :
  1. Asumsi Unit Moneter, Uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi. Asumsi ini menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa.
  2. Asumsi Entitas Ekonomi, Aktivitas entitas harus dijaga terpisah dan berbeda dari aktivitas pemilik dan seluruh entitas ekonomi lainnya.
  3. Asumsi Periode Waktu, Menyatakan bahwa umur ekonomis dari sebuah bisnis dapat dibagi ke dalam periode waktu buatan, maka diasumsikan bahwa aktivitas perusahaan bisnis atau perusahaan apa pun dapat dibagi menjadi bulan, kuartal, atau tahun untuk tujuan pelaporan keuangan yang berarti
  4. Asumsi Kelangsungan Usaha, Perusahaan akan memiliki umur yang panhang. Pengalaman mengindikasi bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang. Dan wlaupun akuntan tidak percaya bahwa perusahaan akan hidup selamanya, akuntan mengansumsikan bahwa perusahaan akan hidup cukup lama untuk memenuhi tujuan dan komitmennya

PRINSIP-PRINSIP
1. Prinsip Pengakuan Pendapatan, Persoalan penting yang dihadapi perusahaan adalah kapan pendapatan harus diakui.
  • Jika telah terealisasi atau dapat di realisasikan, Pendapatan dikatakan telah direalisasi jika produk (barang dan jasa) telah dipertukarkan dengan kas. Ketika terjadi penjualan, pendapatan diakui pada saat penjualan. Dasar penjualan ini melibatkan transaksi pertukaran antara penjual dan pembeli. harga jual adalah pengukuran objektif atas jumlah pendapatan yang diakui.
  • Telah dihasilakan.
Metode Persentase Penyelesaian
Metode ini mengakui pendapatan proyek jangka panjang berdasarkan perkiraan yang pantas atas kemajuan menuju penyelesaian. Kemajuan menuju penyelesaian diukur dengan membandingkan biaya yang dikeluarkan dalam setahun dengan total biaya yang diperkirakan untuk proyek keseluruhan. Persentase tersebut dikali dengan total pendapatan untuk proyek. Persentase ini kemudian diakui sebagai pendapatan untuk periode tersebut.
Rumus metode persentase penyelesaian :
Biaya Dikeluarkan (periode berjalan)       ÷          total estimasi biaya
= persentase penyelesaian (periode berjalan)
Persentase penyelesaian (periode berjalan)           x          total pendapatan
= Pendapatan Diakui (periode berjalan)
Pendapatan yang diakui selama periode berjalan dikurangi biaya yang dikeluarkan pada periode berjalan sama dengan laba kotor untuk periode berjalan.
Pendapatan Diakui            –           Biaya Dikeluarkan
= Laba kotor diakui (periode berjalan)

Metode Angsuran
Dengan menggunakan metode angsuran, setiap pengumpulan kas dari pelanggan terdri atas (1) pengambilan bagian harga pokok penjualan, dan (2) bagian laba kotor dari penjualan.

Rumus untuk mengakui laba kotor :
Perolehan kas dari pelanggan        x          persentase laba kotor
= laba kotor diakui selama periode tersebut

2. Prinsip Penandingan, Dalam mengakui beban, pendekatan yang dipakai adalah biarkan beban mengikuti pendapatan. Beban diakui bukan pada saat upah dibayarkan, atau ketika pekerjaan dilakukan, atau pada saat produk diproduksi, tetapi ketika pekerjaan (jasa) atau produk secara actual memberikan kontribusi terhadap pendapatan. Jadi pengakuan beban berkaitan dengan pengakuan pendapatan.
3. Prinsip Pengungkapan Penuh, Dalam memutuskan informasi apa yang akan dilaporkan, praktek yang umum adalah menyediakan informasi yang mencukupi untuk mempengaruhi penilaian dan keputusan pemakai. Prinsip ini sering disebut prinsip pengungkapan penuh mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian trade-off
4. Prinsip Biaya, Prinsip biaya menyatakan bahwa asset harus dicatat pada biayanya. Biaya digunakan karena biaya tersebut relevan dan andal. Biaya disebut relevan karena menunjukan harga yang dibayar, asset yang dikorbankan, dan kesepakatan yang dibuat pada tanggal perolehan. Biaya disebut andaal karena keterukuran yang efektif, berdasarkan fakta, dan dapat diverifikasi. Biaya juga merupakan hasil dari transaksi pertukaran. Biaya adalah dasar yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan.

KENDALA DALAM AKUNTANSI
1)      Materialitas
Berkaitan dengan dampak suatu pos terhadap kondisi keuangan operasional perusahaan secara keseluruhan. Suatu pos disebut material ketika memiliki kemungkinan untuk memengaruhi keputusan investor atau kreditor yang jujur. Pos tersebut menjadi tidak material jika tidak memiliki dampak terhadap pembuatan keputusan.
2)      Konservatisme
Berarti jika ragu maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya akan menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aktiva dan laba.
Konservatisme jika diaplikasikan secara tepat, akan menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit, jangan menyajikan angka laba bersih yang terlalu tinggi
Konservatisme di dalam akuntansi adalah pemakaian metode yang terendah antara biaya atau harga pasar ketika menilai persediaan dan aturan yang mengharuskan kerugian bersih akrual diakui atas komitmen pembelian barang untuk persediaan oleh perusahaan.

Tiga aturan penting yang terdapat dalam prinsip-prinsip akuntansi adalah konsep entitas, prinsip objektivitas, dan prinsip biaya.

Konsep Entitas

Konsep entitas biasa disebut juga sebagai kesatuan usaha. Konsep ini merupakan konsep yang paling mendasar dalam akuntansi. Kesatuan usaha akuntasi dapat didefinisikan sebagai suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri, terpisah dari organisasi lain atau individu lain.
Secara akuntansi, prinsip ini menerapkan garis pemisah antara kesatuan usaha yang satu dengan kesatuan usaha lain termasuk dengan pemiliknya. Ini artinya, kejadian keuangan yang menyangkut kesatuan usaha tidak boleh dicampur dengan kesatuan usaha lain termasuk dengan pemiliknya atau sebaliknya.

Prinsip Objektivitas.

Prinsip objecktivitas menerapkan aturan bahwa catatan dan laporan harus didasari oleh data yang dapat dipercaya. Hal ini untuk mendapatkan kepastian bahwa laporan akuntansi  merupakan laporan yang menyajikan informasi yang tepat dan berguna.
Data yang dipercaya merupakan data yang dapat diverifikasi atau dapat diperiksa kebenarannya. Dengan kata lain, data yang dipercaya adalah data yang dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya dan dapat dikonfirmasi oleh pengamat, atau auditor secara independen.
Pada prinsipnya, Catatan dan laporan akuntansi didasari  pada informasi dari kegiatan yang didokumentasikan dalam bentuk bukti yang okjebtif.

Prinsip Biaya, Cost

Prinsip biaya pada akuntansi menetapkan bahwa harta atau jasa yang dibeli atau diperoleh harus dicatat atas dasar biaya yang sesungguhnya. Ini artinya Semua Harga barang dan jasa yang dibeli harus dicatat sesuai dengan harga yang terjadi pada transaksi. Yaitu harga  yang telah disepakati dalam transaksi yang bersangkutan. Hal ini untuk menghindari manipulasi harga yang dapat memberikan informasi dan interpretasi yang salah terhadap laporan keuangannya.




Ada lima prinsip dasar akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi. Yakni:
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle) 
GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisi. Hal ini seringkali disebut prinsip biaya historis. Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva. utang, modal, dan biaya. 
Yang dimaksud dengan-harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetuiui oleh kedua belah pihak vang tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus terjadi dalam transaksi di antara kedua belah pihak yang bebas. Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut aktiva, utang, modal atau transaksi lainnya. Biaya memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya, yaitu dapat diandalkan.
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) 
Prinsip Pengakuan Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besamya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.
Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakan istilah yang luas, di mana di dalam pendapatan termasuk pendapatan sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain. Batasan umum yang biasanya digunakan adalah semua perubahan dalam jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pernilik perusahaan.
Biasanya pendapatan diakui pada saat terjadinya penjualan barang atau jasa. Yaitu saat ada kepastian mengenai besarnya pendapatan yang diukur dengan aktiva yang diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterapkan, sehingga timbul beberapa ketentuan lain untuk mengakui pendapatan. Pengecualian-pengecualian itu adalah pengakuan pendapatan saat produksi selesai, selama masa produksi dan pada saat kas diterima. 
3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle) 
Yang dimaksud prinsip mempertemukan biaya adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut Prinsip ini berguna untuk menentukan besamya penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapatan ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.
Penerapan prinsip ini. juga menghadapi beberapa kesulitan. Misalnya, dalam hal biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, maka sulit untuk mempertemukan biaya dengan pendapatannya. Contoh, biaya administrasi dan umum tidak dapat dihubungkan dengan pendapatan perusahaan. Kesulitan seperti ini diatasi dengan membebankan biaya-biaya tersebut ke periode terjadinya.
Biasanya biaya-biaya seperti itu disebut period costs. Sebabnya, biaya produksi seperti biaya baban baku, upah langsung dan biaya produksi tidak langsung, mempunyai hubungan yang jelas dengan pendapatan, sehingga dapat dengan mudah dipertemukan.
Kesulitan yang lain seperti dalam hal biaya yang mempunvai manfaat untuk beberapa periode. Biaya-biaya seperti ini ditunda pembebanannya karena mernpunyai fungsi menimbulkan pendapatan. Masalahnya adalah alokasi setiap periodenya. Dasar alokasi yang digunakan dalam metode-metode depresiasi dan amortisasi hampir semuanya berdasarkan taksiran-taksiran yang tidak jelas hubungannya dengan pendapatan.
Salah satu akibat dari prinsip ini adalah digunakannya dasar waktu (accrual basis) dalam pembebanan biaya. Dalam prakteknya digunakan jurnal-jurnal penyesuaian setiap akhir periode untuk mempertemukan biaya dengan pendapatan.
4. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.
Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Tetapi jika ada penggantian metode, maka akibat (selisih) yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakuan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.
5. Prisip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle) 
Yang dimaksud dengan prinsip pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena infomasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi-informasi yang ke dalam laporan keuangan.
Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk:
• Catatan kaki/footnote.
• Dalam laporan keuangan, biasanya dituliskan dalam kurung di bawah elemen yang bersangkutan, atau dengan memakai rekening-rekening tertentu.
• Berbagai lampiran.
Keterangan tambahan dengan menggunakan catatan kaki biasanya karena tidak diinginkan untuk mengganggu laporan keuangan yang dibuat. Catatan kaki ini digunakan untuk menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
• Prinsip akuntansi yang digunakan.
• Perubahan-perubahan, seperti perubahan dalam prinsip akuntansi, taksiran-taksiran, kesatuan usaha, dan juga kalau ada koreksi-koreksi kesalahan. Catatan kaki ini juga menunjukkan perlakuan terhadap perubahan-perubahan tersebut, apakah dengan cara kumulatif, retroaktif, dan lain-lain.
• Adanya kemungkinan timbulnya rugi atau laba bersyarat.
• Informasi tentang modal perusahaan, seperti jumlah lembar saham dan lain-lain.












Kendala
Laporan keuangan  merupakan laporan terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Keputusan  alokasi sumber daya  dan penilaian akuntabilitas yang tepat membutuhkan laporan keuangan yang berkualitas.
Laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan keuangan yang memiliki karakteristik; (i) relevan yaitu informasi yang termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu, (ii) andal yaitu informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan yang material, menyajikan setiap fakta secara jujur , serta dapat diverifikasi (iii) dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya, (iv) dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud.
  Untuk mewujudkan informasi laporan keuangan yang relevan dan andal terdapat beberapa kendala yang dihadapi. Kendala yang dimaksud adalah setiap keadaan yang tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat keterbatasan (limitations) atau karena alasan-alasan kepraktisan
 Tiga hal yang menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah, yaitu:
1. Materialitas
Walaupun idealnya memuat semua informasi, laporan keuangan pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria materialitas.  Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.
2. Pertimbangan Biaya dan Manfaat
Manfaat yang dihasilkan informasi sehausnya melebihi biaya penyusunannya.  Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah tidak semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil dari biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan yang substansial.  Biaya itu juga tidak harus dipikul oleh pengguna informasi yang menikmati manfaat.  Manfaat mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain disamping mereka yang menjadi tujuan informasi, misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor mungkin akan mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu entitas pelaporan.
3. Keseimbangan antar Karakteristik Kualitatif
Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai suatu keseimbangan yang tepat diantara berbagai tujuan normatif yang diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah.  Kepentingan relatif antar karakteristik dalam berbagai kasus berbeda, terutama antara relevansi dan keandalan. Penentuan tingkat kepentingan antara dua karakteristik kualitatif tersebut merupakan masalah pertimbangan profesional.
Sedangkan untuk mewujudkan informasi laporan keuangan yang dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya serta dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna untuk mempelajari informasi yang dimaksud, tidak terdapat kendala sebagaimana menyediakan informasi relevan dan andal sepanjang pembuat laporan keuangan menguasai teknik pembuatan dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi pemerintah yang berlaku.















Standar akuntansi internasional
Standar akuntansi internasional
Secara garis besar ada empat hal pokok yang diatur dalam standar akuntansi. Yang pertama berkaitan dengan definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan. Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya. Yang kedua adalah pengukuran dan penilaian. Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca). Hal ketiga yang dimuat dalam standar adalah pengakuan, yaitu kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan. Yang terakhir adalah penyajian dan pengungkapan laporan keuangan
Sebuah laporan keuangan harus menggambarkan pandangan benar dan adil atas usaha sebuah organisasi. Oleh karena laporan-laporan ini digunakan oleh berbagai pihak, laporan tersebut harus menggambarkan pandangan sebenarnya akan keadaan keuangan sebuah organisasi.

            Inovasi yang paling penting dalam membentuk pasar modal yaitu gagasan mengenai prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum dan diterima secara internasional. Informasi keuangan yang relevan dan dapat dipercaya sangat diperlukan agar pasar modal dapat terus bertahan. Saat ini ada 2 standar akuntansi yang digunakan di setiap negara yaitu GAAP A.S dan IFRS ( Internasional Accounting Financial Report) yang diterbitkan oleh Internasional Accounting Standards Board (IACB) yang bermarkas di london.
Negara yang menggunakan IFRS sudah berjumlah 90 negara, dan uni eropa sekarang mewajibkan perusahaan yang telah terdaftar di pasar modal sekitar 7000 perusahaan.
Tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor menyebut kesesuaian dengan IFRS, dengan demikian diharapkan meningkatkan kegiatan investasi secara global, memperkecil biaya modal (cost of capital) serta lebih meningkatkan transparansi perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan.
Terdapat tiga pertimbangan FASB dalam penetapan standar yaitu memperbaiki pelaporan keuangan, menyederhanakan literatur akuntansi , proses penetapan standar, dan konvergensi internasional.
            Standar Pelaporan Keuangan Internasional  adalah Standar dasar, Pengertian dan Kerangka Kerja yang diadaptasi oleh Badan Standar Akuntansi Internasional ( International Accounting Standards Board). Sejumlah standar yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu Internasional Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001 oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (Accounting Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1 April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab gunan menyusun Standar Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan menamai standar-standar barunya dengan nama IFRS.
IFRS dianggap sebagai kumpulan standar "dasar prinsip" yang kemudian menetapkan peraturan badan juga mendikte penerapan-penerapan tertentu.
Standar Laporan Keuangan Internasional mencakup:
  • Peraturan-peraturan Standar Laporan Keuangan Internasional.
·         Peraturan-peraturan Standar Akuntansi Internasional.
·         Interpretasi yang berasal dari Komite Interpretasi Laporan Keuangan Internasional.
·         Kerangka Kerja untuk Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan.

Manfaat IFRS yaitu :
1.      Memudahkan pemahaman dalam pembacaan laporan keuangan dengan menggunakan SAK yang dikenal secara internasional.
2.      Meningkatkan arus investasi global.
3.      Menurubkan biaya modal melalui pasar modal global.
4.      Menciptakan efisiensi penyusutan laporan keuangan.

Jadi hal yang dikemukakan didalam bab 1 yaitu tentang standar akuntanssi yang akan diterima dunia, IFRS yang baru keluar atau GAAP yang telah di terima oleh dunia. bagaimana cara mempermudah dalam pemahaman laporan keuangan serta bagaimana cara perusahaan memilih standar akuntansi yang dapat memudahkan mereka dalam pelaporan keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar