Selasa, 27 Desember 2016

alinea/paragraf

A.    Definisi Alinea/Paragraf
Menurut kamus besar bahasa indonesia adalah alinea/ali·nea/ /alinéa/ n bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu tema yang dalam ragam tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih; paragraf;
-- pengantar Kom alinea pembukaan pada suatu karangan
Atau dapat juga diartikan Alinea atau Paragraf adalah kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat, berupa penggabungan beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan atau satu tema. Meskipun demikian, ada juga alinea yang hanya terdiri dari satu kalimat saja, penyebabnya antara lain :
1.      Kurang dikembangkan oleh penulis
2.      Sebagai peralihan antara bagian-bagian karangan
3.      Dialog antar narasi diperlakukan sebagai satu alinea

Adapun tujuan pembentukan alinea adalah :
a. Memudahkan pegertian dan pemahaman terhadap satu tema
b. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal.

B.     Jenis-jenis Paragraf
1.      Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan atas empat macam, yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, dan paragraf penuh kalimat topik.
a.       Paragraf deduktif adalah suatu Paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal Paragraf. Paragraf ini diawali dengan pernyataan yang bersifat umum dan kemudian dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan khusus yang berupa contoh-contoh, rincian khusus, bukti-bukti dan lain-lain. Karena Paragraf deduktif dikembangkan dari suatu pernyataan umum, maka pola kalimatnya adalah dari umum ke khusus.
Ciri-ciri kalimat deduktif :
1)      Kalimat utama berada di awal paragraf.
2)      Kalimat disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan-penjelasan.

Contoh : “Kemacetan sudah menjadi hal yang biasa di Kota Jakarta. Kemacetan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain. Pertama, jumlah kendaraan yang ada di Jakarta tidak seimbang dengan luasnya jalan. Kedua, Kurangnya kedisiplinan bagi semua pengguna jalan raya. Ketiga, Kemunculan tempat-tempat yang menganggu lalu lintas seperti pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir, dan sebagainya. Yang terakhir, Ketidak tegasnya aparat yang berwenang dalam menindak para pelanggar lalu lintas”

b.      Paragraf Induktif adalah kalimat utama Paragraf induktf terletak pada bagian akhir Paragraf. Paragraf ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa fakta, contoh-contoh, rincian khusus maupun  bukti-bukti yang kemudia disimpulkan atau digeneralisasikan ke dalam satu kalimat pada akhir Paragraf. Paragraf Induktif dikembangkan dari pola khusus ke umum.
Ciri-ciri kalimat Induktif :
1)      Diawali dengan penjelasan-penjelasan khusus.
2)      Kemudian, digeneralisasikan menjadi sebuah kesimpulan berdasarkan penjelasan-penjelasan khusus.
3)      Kesimpulan yang merupakan kalimat utama terdapat di akhir paragraf.
Contoh Paragraf Induktif:
Paragraf Induktif terdiri dari beberapa jenis yaitu

1)      Generalisasi
Setelah ujian anak-anak di periksa, ternyata nilai mereka beragam. Sebnyak 20 siswa nilainya melebihi standar kelulusan. 10 siswa mendapat nilai tepat pada standar kelulusan, dan tidak ada seorangpun yang mendapat nilai dibawah standar. Bisa dikatakan kegiatan belajar di kelas ini cukup berhasil.

2)      Analogi
Belajar di masa tua membutuhkan usaha yang ekstra karenakan daya tangkap yang dimiliki pada masa ini sudah sangat berkurang. Bahkan motivasi yang dimiliki juga sudah melemah karena terlalu banyaknya pikiran yang mengagngu. Itulah mengapa dikatakan belajar di waktu tua seperti melukis di atas air.
3)      Sebab-akibat
Saat ini kita sudah memasuki musim penghujan. Banyak sampah yang menumpuk akibat kita erring membuang sampah sembarangan. Terlebih lagi, mendangkalnya permukaan saat ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan banjir selalu datang setiap hari.
4)      Perbandingan
Andi suka menolong setiap orang. Dia selalu ramah kepada siapapun. Tidak seperti adiknya Anto yang suka menjahili orang. Anto terkanal karena kenakalannya daripada prestasinya. Itulah mengapa kedua saudara ini mendapat perlakuan beda dari teman-temanya.


c.       Paragraf Deduktif-Induktif (campuran) adalah Paragraf yang diawali dengan mengemukakan kalimat utama kemudian di dukung oleh kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri oleh kesimpulan pada bagian akhir Paragraf. Dengan kata lain Paragraf ini memiliki 2 kalimat utama.
Ciri-ciri Paragraf campuran:
                                                        i.            Memiliki kalimat utama pada awal paragraf dan kemudian ditekankan kembali pada akhir paragraf.
                                                      ii.            Adanya pengulangan atau variasi pada beberapa kata kunci atau keyword pada awal dan akhir paragraf.
Contoh :
Manusia adalah makhluk sosial. Semua pekerjaan sehari-hari kita membutuhkan manusia lainnya. Misalnya saja kita ingin makan, tentu saja kita membutuhkan petani untuk mendapatkan nasi, nelayan untuk mendapatkan ikan dan peternak untuk mendapatkan daging. Semua aspek di kehidupan kita tidak luput dari bantuan orang lain. Bahkan untuk mati pun kita masih membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain.
Semua makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman untuk melangsungkan hidupnya. Binatang bertahan hidup dengan cara berburu makanan yang tersedia di alam. Demikian pula dengan tumbuhan dan manusia yang memerlukan makanan dan minuman untuk tumbuh dan berkembang. Semua makhluk hidup akan mati jika tidak makan dan minum. Jadi, binatang, tumbuhan, dan manusia memerlukan makanan dan minuman untuk bertahan hidup.

d.      Paragraf penuh kalimat topik, yaitu seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.


2.      Jenis Paragraf menurut Sifat Isinya.
Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan atas lima macam, yaitu paragraf:
a.       Persuasif, jika isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Contoh : ” Penggunaan sayuran organik dalam bahan makanan dirasakan lebih sehat , awet, dan lebih enak. Selain itu, penjualan sayuran organik akan lebih menguntungkan daripada sayuran biasa..”

b.      Argumentatif, jika isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
Contoh : “Polusi udara dan lingkungan hampir terjadi di seluruh dunia, bahkan di Indonesia yang terutama terjadi pada kota-kota besar. Kendaraan bermotor yang semakin banyak, asap pabrik dan limbahnya adalah contohnya, yang dapat mengakibatkan kerugian yang cukup besar, seperti udara menjadi kotor dan tidak sehat…”

c.       Naratif, jika isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.
Contoh : “Suatu siang yang terik terlihat gadis itu berjalan dengan mempercepat langkahnya untuk menuju pintu rumahnya seperti ketakutan akan ada yang memergoki kedatangannya. Dengan susah payah pintu rumah pun di buka namun, mukanya berganti dengan rasa terkejut karena lelaki tersebut yang membukakan pintunya..”

d.      Deskriptif, jika isi paragraf melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh : “Mahasiswi itu terlihat tinggi semampai dengan balutan kebaya berwarna merah yang membuat kulit badannya yang kuning langsat tersebut nampak semakin cantik. Wajahnya dihiasi mata bulat yang bersinar dan disertai bulu mata yang tebal…”

e.       Ekspositoris, jika isi paragraf memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
Contoh : “Bantuan untuk para korban musibah gempa yang terjadi di Yogyakarta sampai saat ini belum merata. Keadaan tersebut kemudian melibatkan beberapa wilayah mengalami kekurangan bahan pangan dan alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti pada wilayah Bantul dan Muntilan..”

3.      Jenis Paragraf menurut fungsinya dalam karangan
Berdasarkan fungsinya dalam karangan paragraf dibedakan atas tiga macam, yaitu paragraf pembuka, paragraf pengembang, paragraf peralihan, dan paragraf penutup.

a.       Paragraf Pembuka, isi paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Fungsi paragraf pembuka adalah:

1) mengantar pokok pembicaraan;

2) menarik minat dan perhatian pembaca;

3) menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
b.      Paragraf pengembang, yaitu paragraf yang berfungsi menerangkan atau menguraikan gagasan pokok karangan. Fungsi paragraf pengembang adalah:

1) mengemukakan inti persoalan;

2) memberi ilustrasi atau contoh;

3) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya;

4) meringkas paragraf sebelumnya;

5) mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.
c.       Paragraf Peralihan, yaitu paragraf penghubung yang terletak di antara dua paragraf utama. Paragraf ini relatif pendek. Fungsinya sebagai penghubung antar paragraf utama, memudahkan pembaca beralih ke gagasan lain.
d.      Paragraf Penutup, Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan seluruh karangan. Alenia ini merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat peragraf penutup dimaksudkan untuk mengakiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut:

1) sebagai penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.

2) Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan seluruh uraian.

3) Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya

C.     Struktur Paragraf
Kalimat-kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu (1) kalimat topik atau kalimat utama, dan (2) kalimat penjelas atau kalimat pendukung.
Kalimat topik atau kalimat utama, biasanya ditempatkan secara jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf. Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan sejumlahkalimat penjelas sehingga ide atau gagasan yang terkandung kalam kalimat utama itu menjadi semakin jelas.
Ciri kalimat topik adalah:
a)      Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut.
b)      Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
c)      Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
d)      Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
Ciri kalimat penjelas adalah:
a)      (dari segi arti) sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
b)      Arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam paragraph.
c)      Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi
d)      Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat topik
Kalimat-kalimat penjelas atau kalimat-kalimat bawahan itu menjelaskan kalimat topik dengan empat cara, yaitu:
a)      Dengan ulangan, yaitu mengulang balik pikiran utama. Pengulangannya biasanya menggunakan kata-kata lain yang bersamaan maknanya (sinonimnya).
b)      Dengan pembedaan, yaitu dengan menunjukkan maksud yang dikandung oleh pikiran utama dan menyatakan apa yang tidak terkandung oleh pikiran utama.
c)      Dengan contoh, yaitu dengan memberikan contoh-contoh mengenai apa yang dinyatakan dalam kalimat topik.
d)      Dengan pembenaran, yaitu dengan menambahkan alasan-alasan untuk mendukung ide pokok. Biasanya kalimat pembenaran itu diawali/disisipi kata “karena, sebab”.
D.    Persyaratan Paragraf
Paragraf yang efektif memenuhi dua syarat, yaitu: (1) adanya kesatuan makna (koherensi), (2) adanya kesatuan bentuk (kohesi), dan hanya memiliki satu pikiran utama.
1.      Kesatuan Makna (Koherensi), Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik, atau satu masalah saja. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
2.      Kesatuan Bentuk (Kohesi), Kesatuan bentuk paragraf atau kohensi terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus, lancar, dan logis. Koherensi itu dapat dibentuk dengan cara repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung atau frasa penghubung antarkalimat.


Sumber      :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar