A.
Definisi Alinea/Paragraf
Menurut
kamus besar bahasa indonesia adalah alinea/ali·nea/ /alinéa/ n bagian wacana
yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu tema yang dalam ragam
tulis ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang
lebih; paragraf;
--
pengantar Kom alinea pembukaan pada suatu karangan
Atau dapat juga diartikan
Alinea
atau Paragraf adalah kesatuan pikiran yang lebih luas daripada kalimat, berupa
penggabungan beberapa kalimat yang mempunyai satu gagasan atau satu tema.
Meskipun demikian, ada juga alinea yang hanya terdiri dari satu kalimat saja,
penyebabnya antara lain :
1.
Kurang dikembangkan oleh penulis
2.
Sebagai peralihan antara bagian-bagian
karangan
3.
Dialog antar narasi diperlakukan sebagai
satu alinea
Adapun tujuan
pembentukan alinea adalah :
a. Memudahkan pegertian dan pemahaman terhadap satu tema
b. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal.
a. Memudahkan pegertian dan pemahaman terhadap satu tema
b. Memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan normal.
B.
Jenis-jenis Paragraf
1.
Jenis paragraf menurut
posisi kalimat topiknya
Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan atas empat
macam, yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif,
dan paragraf penuh kalimat topik.
a.
Paragraf deduktif adalah suatu Paragraf
yang kalimat utamanya terletak di awal Paragraf. Paragraf ini diawali dengan
pernyataan yang bersifat umum dan kemudian dilengkapi dengan
penjelasan-penjelasan khusus yang berupa contoh-contoh, rincian khusus,
bukti-bukti dan lain-lain. Karena Paragraf deduktif dikembangkan dari suatu
pernyataan umum, maka pola kalimatnya adalah dari umum ke khusus.
Ciri-ciri
kalimat deduktif :
1)
Kalimat utama berada di
awal paragraf.
2)
Kalimat disusun dari
pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan-penjelasan.
Contoh :
“Kemacetan
sudah menjadi hal yang biasa di Kota Jakarta. Kemacetan tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor antara lain. Pertama, jumlah kendaraan yang ada di Jakarta
tidak seimbang dengan luasnya jalan. Kedua, Kurangnya kedisiplinan bagi semua
pengguna jalan raya. Ketiga, Kemunculan tempat-tempat yang menganggu lalu
lintas seperti pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak
difungsikan, banjir, dan sebagainya. Yang terakhir, Ketidak tegasnya aparat
yang berwenang dalam menindak para pelanggar lalu lintas”
b.
Paragraf Induktif adalah
kalimat utama Paragraf induktf terletak pada bagian akhir Paragraf. Paragraf
ini diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa fakta, contoh-contoh,
rincian khusus maupun bukti-bukti yang kemudia disimpulkan atau
digeneralisasikan ke dalam satu kalimat pada akhir Paragraf. Paragraf Induktif
dikembangkan dari pola khusus ke umum.
Ciri-ciri kalimat Induktif :
1) Diawali dengan
penjelasan-penjelasan khusus.
2) Kemudian, digeneralisasikan
menjadi sebuah kesimpulan berdasarkan penjelasan-penjelasan khusus.
3) Kesimpulan yang merupakan kalimat
utama terdapat di akhir paragraf.
Contoh Paragraf Induktif:
Paragraf Induktif terdiri dari beberapa jenis yaitu
1)
Generalisasi
“Setelah ujian anak-anak di periksa, ternyata nilai mereka beragam.
Sebnyak 20 siswa nilainya melebihi standar kelulusan. 10 siswa mendapat nilai
tepat pada standar kelulusan, dan tidak ada seorangpun yang mendapat nilai
dibawah standar. Bisa dikatakan kegiatan belajar di kelas ini cukup berhasil.”
2)
Analogi
“Belajar di masa tua membutuhkan usaha yang ekstra karenakan daya tangkap
yang dimiliki pada masa ini sudah sangat berkurang. Bahkan motivasi yang
dimiliki juga sudah melemah karena terlalu banyaknya pikiran yang mengagngu.
Itulah mengapa dikatakan belajar di waktu tua seperti melukis di atas air.”
3)
Sebab-akibat
“Saat ini kita sudah memasuki musim penghujan. Banyak sampah yang
menumpuk akibat kita erring membuang sampah sembarangan. Terlebih lagi,
mendangkalnya permukaan saat ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan banjir
selalu datang setiap hari.”
4)
Perbandingan
“Andi suka menolong setiap orang. Dia selalu ramah kepada siapapun. Tidak
seperti adiknya Anto yang suka menjahili orang. Anto terkanal karena
kenakalannya daripada prestasinya. Itulah mengapa kedua saudara ini mendapat
perlakuan beda dari teman-temanya.”
c.
Paragraf Deduktif-Induktif (campuran) adalah Paragraf
yang diawali dengan mengemukakan kalimat utama kemudian di dukung oleh
kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri oleh kesimpulan pada bagian akhir
Paragraf. Dengan kata lain Paragraf ini memiliki 2 kalimat utama.
Ciri-ciri Paragraf campuran:
i.
Memiliki kalimat utama pada
awal paragraf dan kemudian ditekankan kembali pada akhir paragraf.
ii.
Adanya pengulangan atau
variasi pada beberapa kata kunci atau keyword pada awal dan akhir paragraf.
Contoh
:
“Manusia adalah makhluk sosial. Semua pekerjaan sehari-hari kita
membutuhkan manusia lainnya. Misalnya saja kita ingin makan, tentu saja kita
membutuhkan petani untuk mendapatkan nasi, nelayan untuk mendapatkan ikan dan
peternak untuk mendapatkan daging. Semua aspek di kehidupan kita tidak luput
dari bantuan orang lain. Bahkan untuk mati pun kita masih membutuhkan orang
lain. Oleh karena itu, kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain.
Semua makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman untuk melangsungkan hidupnya.
Binatang bertahan hidup dengan cara berburu makanan yang tersedia di alam.
Demikian pula dengan tumbuhan dan manusia yang memerlukan makanan dan minuman
untuk tumbuh dan berkembang. Semua makhluk hidup akan mati jika tidak makan dan
minum. Jadi, binatang, tumbuhan, dan manusia memerlukan makanan dan minuman
untuk bertahan hidup.”
d.
Paragraf penuh kalimat
topik, yaitu seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga
tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.
2. Jenis Paragraf menurut Sifat Isinya.
Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan atas lima macam, yaitu paragraf:
Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan atas lima macam, yaitu paragraf:
a. Persuasif, jika isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara
mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Contoh : ” Penggunaan
sayuran organik dalam bahan makanan dirasakan lebih sehat , awet, dan lebih
enak. Selain itu, penjualan sayuran organik akan lebih menguntungkan daripada
sayuran biasa..”
b. Argumentatif, jika isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti
atau alasan yang mendukung.
Contoh : “Polusi udara dan
lingkungan hampir terjadi di seluruh dunia, bahkan di Indonesia yang terutama
terjadi pada kota-kota besar. Kendaraan bermotor yang semakin banyak, asap
pabrik dan limbahnya adalah contohnya, yang dapat mengakibatkan kerugian yang
cukup besar, seperti udara menjadi kotor dan tidak sehat…”
c. Naratif, jika isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam
bentuk cerita.
Contoh : “Suatu siang yang
terik terlihat gadis itu berjalan dengan mempercepat langkahnya untuk menuju
pintu rumahnya seperti ketakutan akan ada yang memergoki kedatangannya. Dengan
susah payah pintu rumah pun di buka namun, mukanya berganti dengan rasa
terkejut karena lelaki tersebut yang membukakan pintunya..”
d. Deskriptif, jika isi paragraf melukiskan atau menggambarkan sesuatu
dengan bahasa.
Contoh : “Mahasiswi itu
terlihat tinggi semampai dengan balutan kebaya berwarna merah yang membuat
kulit badannya yang kuning langsat tersebut nampak semakin cantik. Wajahnya
dihiasi mata bulat yang bersinar dan disertai bulu mata yang tebal…”
e. Ekspositoris, jika isi paragraf memaparkan sesuatu fakta atau kejadian
tertentu.
Contoh : “Bantuan untuk
para korban musibah gempa yang terjadi di Yogyakarta sampai saat ini belum
merata. Keadaan tersebut kemudian melibatkan beberapa wilayah mengalami
kekurangan bahan pangan dan alat-alat kebutuhan sehari-hari seperti pada
wilayah Bantul dan Muntilan..”
3. Jenis Paragraf menurut fungsinya dalam karangan
Berdasarkan fungsinya dalam karangan paragraf dibedakan atas tiga macam,
yaitu paragraf pembuka, paragraf pengembang, paragraf peralihan, dan paragraf
penutup.
a. Paragraf Pembuka, isi paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu
aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Fungsi paragraf pembuka adalah:
1) mengantar pokok pembicaraan;
2) menarik minat dan perhatian pembaca;
3) menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
1) mengantar pokok pembicaraan;
2) menarik minat dan perhatian pembaca;
3) menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan.
b. Paragraf pengembang, yaitu paragraf yang berfungsi menerangkan atau
menguraikan gagasan pokok karangan. Fungsi paragraf pengembang adalah:
1) mengemukakan inti persoalan;
2) memberi ilustrasi atau contoh;
3) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya;
4) meringkas paragraf sebelumnya;
5) mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.
1) mengemukakan inti persoalan;
2) memberi ilustrasi atau contoh;
3) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya;
4) meringkas paragraf sebelumnya;
5) mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.
c. Paragraf Peralihan, yaitu paragraf penghubung yang terletak di antara
dua paragraf utama. Paragraf ini relatif pendek. Fungsinya sebagai penghubung
antar paragraf utama, memudahkan pembaca beralih ke gagasan lain.
d. Paragraf Penutup, Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan (subbab,
bab) atau simpulan seluruh karangan. Alenia ini merupakan pernyataan kembali
maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat peragraf penutup dimaksudkan untuk
mengakiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal
berikut:
1) sebagai penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.
2) Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan seluruh uraian.
3) Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya
1) sebagai penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.
2) Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan seluruh uraian.
3) Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya
C.
Struktur Paragraf
Kalimat-kalimat yang membangun
paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu (1) kalimat
topik atau kalimat utama, dan (2) kalimat penjelas atau kalimat pendukung.
Kalimat topik atau kalimat utama, biasanya
ditempatkan secara jelas sebagai kalimat awal suatu paragraf.
Kalimat utama ini kemudian dikembangkan dengan sejumlahkalimat penjelas
sehingga ide atau gagasan yang terkandung kalam kalimat utama itu menjadi
semakin jelas.
Ciri kalimat topik adalah:
a)
Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci atau diuraikan
lebih lanjut.
b)
Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
c)
Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan
kalimat lain.
d)
Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi.
Ciri kalimat penjelas adalah:
a)
(dari segi arti) sering
merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
b)
Arti kalimat kadang-kadang baru
jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam paragraph.
c)
Pembentukannya sering
memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi
d)
Isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang
mendukung kalimat topik
Kalimat-kalimat penjelas atau
kalimat-kalimat bawahan itu menjelaskan kalimat topik dengan empat
cara, yaitu:
a)
Dengan ulangan, yaitu mengulang
balik pikiran utama. Pengulangannya biasanya menggunakan kata-kata lain yang
bersamaan maknanya (sinonimnya).
b)
Dengan pembedaan, yaitu dengan
menunjukkan maksud yang dikandung oleh pikiran utama dan menyatakan apa yang
tidak terkandung oleh pikiran utama.
c)
Dengan contoh, yaitu dengan
memberikan contoh-contoh mengenai apa yang dinyatakan dalam kalimat topik.
d)
Dengan pembenaran, yaitu dengan
menambahkan alasan-alasan untuk mendukung ide pokok. Biasanya kalimat
pembenaran itu diawali/disisipi kata “karena, sebab”.
D. Persyaratan Paragraf
Paragraf yang efektif memenuhi dua
syarat, yaitu: (1) adanya kesatuan makna (koherensi), (2) adanya kesatuan
bentuk (kohesi), dan hanya memiliki satu pikiran utama.
1.
Kesatuan Makna (Koherensi), Sebuah
paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika seluruh kalimat dalam
paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok, satu topik, atau satu masalah
saja. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah
yang sedang dibicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu
ide atau masalah.
2.
Kesatuan Bentuk (Kohesi), Kesatuan bentuk
paragraf atau kohensi terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus, lancar, dan
logis. Koherensi itu dapat dibentuk dengan cara repetisi, penggunaan kata
ganti, penggunaan kata sambung atau frasa penghubung antarkalimat.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar