Rabu, 27 September 2017

PENDAHULUAN ETIKA SEBAGAI TINJAUAN

September 27, 2017 0 Comments

Ø  Pengertian Etika Secara Umum
Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan. Etika (Yunani Kuno: “ethikos”, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral.Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Pengertian Etika Menurut Para Ahli  :
·         Menurut Drs. O.P. SIMORANGKIR : Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
·         Menurut Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
·         Menurut Drs. H. Burhanudin Salam : Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya. 
·         Menurut K. Bertens : Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. 
·         Menurut W. J. S. Poerwadarminto : Etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). 
·         Menurut Prof. DR. Franz Magnis Suseno : Etika adalah ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada tindakan manusia. 
·         Menurut Ramali dan Pamuncak : Etika adalah pengetahuan tentang prilaku yang benar dalam satu profesi. 
·         Menurut H. A. Mustafa : Etika adalah ilmu yang menyelidiki, mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.

Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika tersebut membantu manusia agar mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Serta membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang akan atau perlu kita lakukan. Dapat dipahami oleh kita bersama bahwa etika dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, oleh karena itu etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.


Ø  Prinsip-prinsip Etika
Dalam peradaban sejarah manusia sejak abad keempat sebelum Masehi, para pemikir telah mencoba menjabarkan berbagai corak landasan etika sebagai pedoman hidup bermasyarakat, mereka mengidentifikasi sedikitnya terdapat ratusan macam ide agung (great ideas). Namun, gagasan dan ide agung tersebut dapat diringkas menjadi enam prinsip yang merupakan landasan penting etika, yaitu keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan kebenaran.
1.        Prinsip Keindahan : Dalam prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan. (Contohnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja)
2.       Prinsip Persamaan : Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun. Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya.
3.       Prinsip Kebaikan : Prinsip ini didasari oleh perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya.
4.       Prinsip Keadilan : Prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
5.       Prinsip Kebebasan : Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain.

Ø  Basis Teori Etika
1.        Basis Teleologi
Teleologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu ‘telos’ artinya adalah tujuan. Dalam hal mengukur baik atau buruknya suatu tindakan yaitu berdasarkan tujuan yang akan dicapai atau berdasarkan akibat yang akan timbul dari tindakan yang telah dilakukan. Teori Teleologi ini terdapat dua aliran, yaitu :
a.      Egoisme etis : Inti pandangan dari egoisme adalah tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan diri sendiri (hanya mementingkan diri sendiri).
b.      Utilitarianisme : Suatu perbuatan memiliki arti baik jika membawa manfaat bagi seluruh masyarakat (The greatest happiness of the greatest number).
2.       Deontologi
Deontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘deon’ artinya kewajiban. Jika ada pertanyaan “Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak karena buruk?”. Lalu Deontologi akan menjawabnya “Karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang”. Pendekatan ini sudah diterima oleh agama serta pendekatan ini merupakan salah satu teori etika yang penting.
3.       Teori Hak
Teori hak merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan(perilaku). suatu aspek dari teori deontologi karena berkaitan dengan kewajiban. Hak didasarkan atas martabat manusia dan semua manusia adalah sama. Maka dari itu, hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
4.       Teori Keutamaan (Virtue)
Pada teori keutamaan ini memandang sikap atau akhlak seseorang. Keutamaan sendiri dapat diartikan sebagai catatan watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan seseorang tersebut untuk berprilaku baik secara moral. (kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras, hidup yang baik)
  
Ø  Egoism

Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya adalah “egois”. Egoisme adalah cara untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang menguntungkan bagi dirinya sendiri, dan umumnya memiliki pendapat untuk meningkatkan citra pribadi seseorang dan pentingnya – intelektual, fisik, sosial dan lainnya. Egoisme ini tidak memandang kepedulian terhadap orang lain maupun orang banyak pada umunya dan hanya memikirkan diri sendiri.
Teori egotisme diungkapkan oleh Friedrich Wilhelm Nietche yang merupakan pengkritik keras utilitarianisme dan juga kuat menentang teori Kemoralan Sosial. Teori egoisme berprinsip bahwa setiap orang harus bersifat keakuan, yaitu melakukan sesuatu yang bertujuan memberikan manfaat kepada diri sendiri. Selain itu, setiap perbuatan yang memberikan keuntungan merupakan perbuatan yang baik dan satu perbuatan yang buruk jika merugikan diri sendiri.
Kata “egoisme” merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin yakni ego, yang berasal dari kata Yunani kuno – yang masih digunakan dalam bahasa Yunani modern – ego (εγώ) yang berarti diri atau Saya, dan-isme, digunakan untuk menunjukkan sistem kepercayaannya. Dengan demikian, istilah ini secara etimologis berhubungan sangat erat dengan egoisme filosofis.


Opini :
Dapat diketahui oleh kita, bahwa etika merupakan suatu ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan juga merupakan tentang hak dan kewajiban seorang manusia. Hal tersebut dapat dilihat bahwa pengertian etika yang sudah dijabarkan masih berkaitan erat dengan kehidupan, sejak kecil kita sering di didik beretika dengan baik di depan umum baik itu dalam cara berucap, berpenampilan, dan berperilaku. Etika dapat dikatakan sebagai suatu kehidupan yang harmonis, kenapa demikian? Karena semua dapat menghargai satu sama lainnya. Sedangkan egoisme dapat dikatakan sifat yang hanya mementingkan diri sendiri atau dapat dikatakan tidak mementingkan kepentingan orang lain, hal tersebut menimbulkan dampak pada hidup kita, yaitu kehidupan yang kita jalani menjadi tidak harmonis. Oleh karena itu, kita harus memegang teguh etika yang telah di turunkan oleh orang tua kita agar kita dapat hidup harmonis dengan sesama umat manusia.



Sumber           :